Materi
Pembiasan Cahaya Pada Prisma + Soal
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Oke teman-teman semua, kali ini saya bakal nge-share materi Fisika tentang
Pembiasan Cahaya Pada Prisma yang saya rangkum dari berbagai sumber.
Apa itu prisma? Dalam fisika ada yang namanya prisma. Prisma adalah salah
satu alat optik berupa benda
transparan (bening) terbuat dari bahan gelas atau kaca yang dibatasi oleh dua
bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu. Sudut diantara dua
bidang tersebut disebut sudut pembias sedangkan dua bidang pembatas disebut
bidang pembias. Alat optik prisma digunakan untuk analisis pembiasan (Refraksi),
pemisahan, maupun pemantulan cahaya(Refleksi). Benda optik ini dapat memisahkan
cahaya putih menjadi cahaya warna-warni (warna pelangi) yang menyusunnya yang
sering disebut dengan spektrum.
Prisma banyak digunakan dalam instrumen
stereoskopik dengan memanfaatkan pembiasan cahaya pada prisma untuk memberikan
efek tiga dimensi dalam visualisasi grafis. Saat di SMA teman-teman
pasti pernah melakukan percobaan pembiasan cahaya pada
prisma. Dalam praktikum tersebut biasanya sobat diminta menentukan berapakah
sudut deviasi dan indeks bias prisma. Berikut rangkuman yang rumushitung
buat semoga bisa membantu pemahaman sobat sehingga tidak akaan kesulitan ketika
praktikum maupun mengerjakan soal pembiasan cahaya pada prisma.
Pembiasan Cahaya
pada Prisma
Jalannya sinar pada
peristiwa pembiasan cahaya pada prisma ditunjukkan oleh gambar berikut
Penjelasan Gambar :
θ1 adalah
sudut datang pertama
θ2 adalah sudut bias pertama
θ3 adalah sudut datang kedua
θ4 sudut bias terakhir
β sudut pembias prisma
δ (delta) adalah sudut deviasi
θ2 adalah sudut bias pertama
θ3 adalah sudut datang kedua
θ4 sudut bias terakhir
β sudut pembias prisma
δ (delta) adalah sudut deviasi
Yang dimaksud sudut deviasi
adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan cahaya yang masuk pada prisma
dengan cahaya yang meninggalkan prisma.Pada setiap deviasi berlaku rumus :
θ2 + θ3 = β
θ1 + θ4 = δ + β
θ1 + θ4 = δ + β
Selanjutnya yang akan dibahas adalah
Deviasi Minimum (δ min)
Deviasi mimimum
dicapai apabila sudut datang pertama sama dengan sudut bias akhir yaitu
θ1 =
θ4
sehingga dari rumus
diatas berlaku persamaan rumus deviasi minimum
θ1 =
θ4 ⇒ 2θ1 =
2θ4 = δmin + β
karena θ1 =
θ4 maka
θ2 +
θ3 = 2θ2 = 2θ3 = β
jika indeks bias
prima = np dan indeks bias medium (udara) = nm
berlaku
rumus
jika β ≤ 10o,
maka berlaku
Contoh Soal
Pembiasan Cahaya pada Prima
1. Sebuah prisma
kaca berada di ruangan terbuka. Pada
prisma itu datang seberkas sinar dengan sudut datang 45o dan sudut pembias prisma 60o.
Jika terjadi deviasi minimum, berapa indeks bias prima tersebut?
Pembahasan
Diketahui
θ1 =
45o
β = 60o
β = 60o
Ditanyakan
berapakah indeks
bias prisma (np)?
pada deviasi minimum berlaku
2θ1 =
δmin + β
δmin = 2θ1 - β
δmin = 2(45o) – 60o
δmin = 30o
δmin = 2θ1 - β
δmin = 2(45o) – 60o
δmin = 30o
setelah menemukan sudut deviasi minimum
kita dapat
mencari indeks bias prisma dengan persamaan
karena prisma
berada di ruangan terbuka maka indeks bias medium nm sama
dengan indeks bias udara =1
sin 1/2 (60o+30o)
= np/1. sin (1/2.60o)
sin 45 = np/1 sin 30
np = sin 45o / sin 30o
np = 0,5√2 / 0,5 = √2
sin 45 = np/1 sin 30
np = sin 45o / sin 30o
np = 0,5√2 / 0,5 = √2
Dibawah ini akan dijelaskan bagaimana rumus-rumus pada pembiasan prisma
dapat terbentuk.
Sudut Deviasi
Pembiasan Cahaya Pada Prisma
Gambar diatas menggambarkan seberkas cahaya yang
melewati sebuah prisma. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa berkas sinar
tersebut dalam prisma mengalami dua kali pembiasan sehingga antara berkas sinar
masuk ke prisma dan berkas sinar keluar dari prisma tidak lagi sejajar. Sudut
yang dibentuk antara arah sinar datang dengan arah sinar yang meninggalkan
prisma disebut sudut deviasi diberi
lambang D. Besarnya sudut deviasi tergantung
pada sudut datangnya sinar.
Untuk segiempat
AFBE, maka : β + ∠AFB = 180o
Pada segitiga
AFB, r1 + i2 + ∠AFB = 180o, sehingga diperoleh
β + ∠AFB = r1 + i2 + ∠ AFB
β = r1 + i2
Pada segitiga ABC,
terdapat hubungan ∠ABC + ∠BCA +∠CAB = 180o,
di mana ∠ABC = r2 – i2 dan ∠CAB = i1 – r1,
sehingga ∠BCA + (r2 – i2) + (i1 – r1) = 180o
∠BCA = 180o + (r1 + i2) – (i1 + r2)
Besarnya sudut deviasi dapat
dicari sebagai berikut.
D = 180o – ∠BCA
= 180o – {(180o + (r1 + i2) – (i1 + r2)}
=
(i1 + r2) – (i2 + r1)
D = i1 + r2 – β
Keterangan :
D = sudut deviasi
i1 = sudut
datang pada prisma
r2 = sudut bias
sinar meninggalkan prisma
β = sudut pembias prisma
Besarnya sudut deviasi sinar
bergantung pada sudut datangnya cahaya ke prisma. Apabila sudut datangnya sinar
diperkecil, maka sudut deviasinya pun akan semakin kecil. Sudut deviasi akan
mencapai minimum (Dm) jika sudut datang
cahaya ke prisma sama dengan sudut bias cahaya meninggalkan prisma atau pada
saat itu berkas cahaya yang masuk ke prisma akan memotong prisma itu menjadi
segitiga sama kaki,
sehingga berlaku
i1 = r2 = i (dengan i = sudut
datang cahaya ke prisma)
dan
i2 = r1 = r (dengan r = sudut bias cahaya memasuki prisma).
D = i1 + r2 – β
= 2i – β atau i = (Dm +
β)
Menurut hukum Snellius tentang
pembiasan berlaku
dengan :
n1 = indeks bias medium di sekitar prisma
n2 = indeks bias prisma
β = sudut
pembias prisma
Dm = sudut deviasi minimum prisma
Untuk sudut pembias prisma kecil (β≤ 15o). Sehingga besarnya sudut deviasi minimumnya dapat dinyatakan :
Apabila medium di sekitar prisma berupa udara
maka n1 = 1 dan indeks bias prisma
dinyatakan dengan n, maka berlaku :
Dm = (n – 1) β
Tidak ada komentar:
Posting Komentar